Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Konsumen di Indonesia
By Habibah Nurfaizah Azra / Selasa, 05 Mei 2020
Pandemi Covid-19 telah
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku konsumen. Konsumen Indonesia yang
terkenal dengan perilaku konsumtif memiliki dampak yang sangat besar pada kondisi
sekarang, panic buying yang lebih tepatnya
dengan kondisi pandemi Covid-19. Konsumsi meningkat sejak pidato Presiden RI
tanggal 15 Maret 2020 yang mengatakan bahwa terdapat 2 warga negara Indonesia yang
berdomisili di Kota Depok positif virus corona. Pencegahan mata rantai penularan
virus pun diberlakukan oleh Pemerintah. Peningkatan konsumsi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, kebutuhan alat kesehatan, daya beli
online hingga kebutuhan dalam mengonsumsi media tercatat melonjak drastis. Esai
ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi dampak Pandemi Covid-19
terhadap perilaku konsumen di Indonesia.
Kegiatan konsumsi meningkat seiring dengan kegiatan
produksi yang menurun drastis. Perusahaan-perusahaan besar hingga kecil
terpaksa harus mengurangi pengoperasian produksi, sehingga para pegawai dan
karyawan terkendala dalam bekerja. Hal ini memicu terjadinya ketidakseimbangan
ekonomi dengan permintaan barang dan jasa meningkat sedangkan penawaran menurun,
masalah kelangkaan menjadi dampaknya. Konsumen yang mengkhawatirkan harga
barang akan meningkat drastis sedangkan jumlah barang menurun, mengakibatkan konsumen
menerapkan suatu perilaku panic buying.
Istilah perilaku Panic buying adalah kekhawatiran
atas situasi dan kondisi sehingga membeli sesuatu barang yang diperlukan dengan
cara berlipat drastis dari konsumsi sebelum adanya pandemi Covid-19.
Pemenuhan
konsumsi kebutuhan alat kesehatan juga mengalami peningkatan. Permintaan barang alat pelindung diri seperti
masker, sarung tangan, serta antiseptik dan handsanitizer yang sangat meningkat drastis sedangkan
penawaran rendah. Hal ini menjadi dilema bagi masyarakat menengah kebawah,
dikarenakan masalah kelangkaan dari barang-barang yang sangat dibutuhkan
tersebut. Istilah perilaku panic buying menjadi
salah satu akibatnya. Para masyarakat yang berada di golongan atas mereka
membeli alat kesehatan tersebut secara berlipat ganda. Bahkan, tidak semua
perilaku panic buying tersebut adalah
konsumen tetapi para penjual yang memanfaatkan kesempatan untuk menjualkan
barangnya dengan harga yang sangat mahal.
Kegiatan
konsumen yang biasanya pergi atau membeli suatu barang secara langsung ke toko
maupun pusat perbelanjaan menjadi terhambat. Daya beli online merupakan salah satu perilaku yang diterapkan sebagian orang
saat situasi dan kondisi saat ini. Perusahaan dan para penjual yang memiliki
inovasi menjualkan dagangannya melalui online.
Semua kebutuhan tercukupi dan terpenuhi dalam jual beli online seperti,
kebutuhan rumah tangga yaitu beras, sayur-sayuran, buah-buahan hingga daging
yang ditawarkan frozen (beku).
Penggunaan teknologi membuat aktivitas hingga transaksi
menjadi lebih mudah saat berada di rumah. Teknologi yang awalnya produktif
digunakan untuk mencari informasi, dengan adanya pandemi Covid-19 teknologi semakin
menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Teknologi diiringi media sosial yang
menyajikan informasi terkini tentang penyebaran wabah virus corona mengalami
peningkatan. Hasil pantauan Nielson Television Audience Measurement (TAM)
mengatakan bahwa rating pemirsa yang menonton Televisi sangat melonjak drastis.
Keadaan ini diharapkan dapat memiliki dampak positif bagi masyarakat dalam
memilah informasi mengenai Covid-19 dari media sosial.
Perilaku
konsumen indonesia yang mengalami peningkatan dari berbagai sektor dikarenakan
pandemi Covid-19 merupakan suatu hal yang wajar. Para produsen khususnya sektor
pertanian mengalami dampak positif, akibat adanya pembatasan barang impor dari
negara lain membuat penawaran hasil produksi pertanian Indonesia meningkat. Hal
ini membuat masyarakat secara optimal membeli barang dalam negeri. Daya beli
masyarakat tercatat meningkat di dalam berbagai sektor saja. Sektor pariwisata
menjadi salah satu dampak penurunan terbesarnya. Sama halnya dengan penjualan
yang ditawarkan oleh perusahaan tidak berjalan dengan baik seperti perusahaan
barang dan jasa transportasi, otomotif hingga pengusaha restoran dan rumah
makan. Keadaan ini membuat kegiatan konsumen menjadi menurun dan meningkat pada
berbagai bidang akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi peningkatan
konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, kebutuhan alat
kesehatan, daya beli online hingga kebutuhan dalam mengonsumsi media.
Peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok membuat pemerintah mengupayakan
stabilitas jumlah dan harga barang agar
dapat memenuhi dan mecukupi kebutuhan masyarakat. Permintaan alat kesehatan
juga meningkat sedangkan penawaran rendah, dikarenakan produksi yang tidak
berjalan dengan lancar. Daya beli online meningkat signifikan karena pembatasan
sosial (social distancing) dan lebih memilih
dirumah saja. Konsumen memanfaatkan media sebagai kebutuhan dalam memenuhi
informasi terkini dari wabah virus corona. Pandemi Covid-19 mengakibatkan
terganggunya pergerakan ekonomi suatu negara, hingga terburuknya pandemi
Covid-19 dapat membuat krisis ekonomi di seluruh Dunia.
Perilaku panic buying yang diterapkan oleh
sebagian konsumen merupakan salah satu fenomena yang mempengaruhi psikologi
manusia. Menurut penelitian oleh beberapa ahli psikologi, fenomena panic buying ini disebabkan oleh
pengaruh media dari penyebaran pandemi Covid-19 sehingga membuat masyarakat
menjadi khawatir yang berlebihan serta menjadi panik dalam menjalani
kehidupannya dalam pemenuhan kebutuhan. Ketidakpercayaan kepada pemerintah juga
menjadi penyebab panic buying,
masyarakat menganggap bahwa seolah olah ada yang disembunyikan dan ditutupi
oleh pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan hingga peningkatan harga barang.
Keadaan ini yang membuat sebagian orang mengalami perilaku panic buying berlebihan tersebut.
Terima kasih dan semoga ilmunya bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Konsumen di Indonesia"
Posting Komentar